Dunia Semu

Diri ini bukanlah kesucian yang beharap kesempurnaan. Dan juga tak lebih dari tumpukan sebuah keburukan yang mengharap kebaikan. Bukan pula sebongkah karang yang kokoh, hanyalah anai yang terbawa deru angin nafsu dunia. ajpradana

Ini bukan lagi tengah malam. Melainkan sudah saatnya pagi menjelang. Tapi mata pun belum mampu terpejam untuk bisa tidur. Mungkin ini sebagian dari ungkapan yang tak mampu terungkapkan seluruhnya. Dan tak akan mampu dipahami pula. Entah kenapa rasa bingung, takut, jenkel, sedih, bersa bersalah, berasa tak mampu, entah rasa apa saja di dalam sini. Semua rasa menggumpal jadi satu. Tak tau harus berbuat apa. Maka ku tulislah apa yang ingin aku tuliskan saat ini. Ini pun tak mampu menggambarkan semuanya.
Terkadang apa yang kita rasa tidak selalu orang lain tau. Dan apa yang kita maksud tidak semua orang paham akan maksud kita. Terkadang apa yang terucap dalam lisan pun mampu merubah perasaan seseorang terhadap kita.

Bahkan terkadang, kita pun tak mampu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin ini lah yang dinamakan hidup. Beragam warnanya, beragam isinya. Entah apa yang ada di perasaan ini. Malam ini benar-benar terasa sunyi sekali. Disaat semua sudah terlelap tidur. Diri ini masih terjaga sepanjang malam.

Mencintai itu ternyata bukanlah perkara mudah. Semua orang punya rasa cinta. Disaat dimana kita mampu memiliki cinta, tapi selalu saja mencintai dengan cara yang salah. Selalu membuat orang yang kita cintai merasa tersakiti. Maaf. Itulah hal yang hanya mampu dilakukan dan terlontar dari lisan.

Terkadang memang hal yang tanpa kita sadari membuat orang lain itu merasa sakit hati dan kecewa. Bahkan hal yang tak bermaksud menyakiti pun itu bisa membuat tersakiti. Apa ya itu dinamakan 'hidup' lagi? Apa ya akan selalu salah persepsi dalam hidup ini? Lantas siapa yang mampu memahami? Tuhan? Ya memang sudah hal yang pasti.

Oleh karena Nya. Tuhan bantulah aku memaknai hidup ini agar lebih baik lagi. Bantulah aku memahami diri sendiri, agar tak lagi salah dalam bertutur dan bertingkah. Bantulah aku dalam memahami perasaan ini, agar tak lagi tersakiti dan terkecewakan. Tuhan Engkau lah Maha Keindahan. Bantulah aku mengindahkan hidup ini. Tenangkanlah jiwa ini ya Rabb ku. Setenang dikala ku ucapkan namaMu ya Rabb ku. ajpradana 13-09-14 / 02:00

Aku hanya berusaha menjalani hidup yang sudah diberikan padaku. Aku adalah pria yang berusaha mengerti. Dan terus berusaha. Tapi aku tetap tak mengerti. Terlebih mengerti tentang kamu. Apa karena diri ini yang terlalu bodoh untuk memahami mu. Atau diri mu yang terlalu sulit untuk aku pahami. Selalu serba salah diri ini, karena tidak semua yang aku lakukan dan aku maksudkan itu benar. Itu pun tak membuatku berhenti untuk terus berusaha mengerti akan kamu.

Hei.., kamu. Engkau diciptakan di dunia ini memang untuk dimuliakan. Aku pun ingin memuliakan mu. Tapi bagaimana bisa bila aku tak kunjung bisa memahamimu. Terlalu egoiskah diri ini? Atau terlalu arogan kah? Bicaralah padaku! Agar aku tau diri ini di mata mu. Atau kah akan terus merasa serba salah dan merasa bodoh?

Oooh..., atau caraku yang selalu salah? iya kah? Lantas bagaimana yang benar? Ajarkan lah pada ku, agar aku tau. Agar aku lekas paham akan diri mu.

hei wanitaku.., kemarilah
sambutlah tangan ku ini
sambutlah pelukan ku ini
sambutlah rasa ini

hei wanitaku..,
pria mu ini terlalu bodoh
tapi ketahuilah bahwa cinta ini tidak bodoh
cinta ini ada dan murni adanya

hei wanitaku..,
lari lah bila kau ingin
tapi sadarilah
cinta ini murni adanya

hei wanitaku..,
inilah aku
aku bukan dia
dia bukan lah aku

aku lah pujangga tolol

Kamu yang disana, waktu panjang mu bisa membuat mu berfikir untuk memilih. Aku tetap ada disini ditempat yang sama. Dimana aku bisa melihat mentari pagi yang indah. Dimana aku bisa menikmati senja yang anggun. Dimana rasa itu pun tetap sama. Sekuntum mawar tak lagi arti. Namun cerita ini punya arti dalam hidup ini. Engkau tetaplah sunrise yang indah. Engkau tetaplah senja yang anggun. ajpradana