Dunia Semu

Diri ini bukanlah kesucian yang beharap kesempurnaan. Dan juga tak lebih dari tumpukan sebuah keburukan yang mengharap kebaikan. Bukan pula sebongkah karang yang kokoh, hanyalah anai yang terbawa deru angin nafsu dunia. ajpradana

Tatkala tingkahku ...
nada sumbangku ...
tak lagi menjadikaku indah untuk mu
hanyalah terdiam dalam hening
tergilas oleh rasa hambar mu

telah hambar yang kau rasa
mungkin ...
ku tak mampu bertingkah selayaknya rasa ini
ku tak mampu berujar selayaknya cinta ini
hanyalah kebodohan yang ku miliki
kebodohan ku dalam merajut cinta

keyakinan itulah milik mu
karena aku hanyalah
nada sumbang mu
rasa hambar mu
mimpi buruk mu
mungkin ...

engkau lah wujud segala imajinasiku
dalam bodohku, kau lah kecerdasan
dalam aroganku, kau lah kebijaksanaan
dalam amarahku, kau lah kesejukan
dalam segala kekurangan ku ...
kau lah penyempurna ku

namun ...
cinta itu lah pilihan mu
pada siapa itu akan selalu ada
aku bukanlah perencana baik
namun, Rabbku perencana terbaik

keindahan kekal
itulah harapanku
perasaan suci
itulah ingin ku
cinta Illahi, itulah doa ku pada mu

wanita ku ...
jadikan lah aku sebagai tiang rumah-rumah mu
buatlah aku sebagai dasar dari keyakinan cinta mu
pilihlah aku sebagai nafas hidup mu

yang pada akhirnya
nafas ku terus bertasbih
seraya mulutku berujar pada Rabb Yang Agung
rasaku mengisyaratkan cinta untuk mu padaNya. ajpradana

Ini bukan lagi tengah malam. Melainkan sudah saatnya pagi menjelang. Tapi mata pun belum mampu terpejam untuk bisa tidur. Mungkin ini sebagian dari ungkapan yang tak mampu terungkapkan seluruhnya. Dan tak akan mampu dipahami pula. Entah kenapa rasa bingung, takut, jenkel, sedih, bersa bersalah, berasa tak mampu, entah rasa apa saja di dalam sini. Semua rasa menggumpal jadi satu. Tak tau harus berbuat apa. Maka ku tulislah apa yang ingin aku tuliskan saat ini. Ini pun tak mampu menggambarkan semuanya.
Terkadang apa yang kita rasa tidak selalu orang lain tau. Dan apa yang kita maksud tidak semua orang paham akan maksud kita. Terkadang apa yang terucap dalam lisan pun mampu merubah perasaan seseorang terhadap kita.

Bahkan terkadang, kita pun tak mampu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin ini lah yang dinamakan hidup. Beragam warnanya, beragam isinya. Entah apa yang ada di perasaan ini. Malam ini benar-benar terasa sunyi sekali. Disaat semua sudah terlelap tidur. Diri ini masih terjaga sepanjang malam.

Mencintai itu ternyata bukanlah perkara mudah. Semua orang punya rasa cinta. Disaat dimana kita mampu memiliki cinta, tapi selalu saja mencintai dengan cara yang salah. Selalu membuat orang yang kita cintai merasa tersakiti. Maaf. Itulah hal yang hanya mampu dilakukan dan terlontar dari lisan.

Terkadang memang hal yang tanpa kita sadari membuat orang lain itu merasa sakit hati dan kecewa. Bahkan hal yang tak bermaksud menyakiti pun itu bisa membuat tersakiti. Apa ya itu dinamakan 'hidup' lagi? Apa ya akan selalu salah persepsi dalam hidup ini? Lantas siapa yang mampu memahami? Tuhan? Ya memang sudah hal yang pasti.

Oleh karena Nya. Tuhan bantulah aku memaknai hidup ini agar lebih baik lagi. Bantulah aku memahami diri sendiri, agar tak lagi salah dalam bertutur dan bertingkah. Bantulah aku dalam memahami perasaan ini, agar tak lagi tersakiti dan terkecewakan. Tuhan Engkau lah Maha Keindahan. Bantulah aku mengindahkan hidup ini. Tenangkanlah jiwa ini ya Rabb ku. Setenang dikala ku ucapkan namaMu ya Rabb ku. ajpradana 13-09-14 / 02:00

Aku hanya berusaha menjalani hidup yang sudah diberikan padaku. Aku adalah pria yang berusaha mengerti. Dan terus berusaha. Tapi aku tetap tak mengerti. Terlebih mengerti tentang kamu. Apa karena diri ini yang terlalu bodoh untuk memahami mu. Atau diri mu yang terlalu sulit untuk aku pahami. Selalu serba salah diri ini, karena tidak semua yang aku lakukan dan aku maksudkan itu benar. Itu pun tak membuatku berhenti untuk terus berusaha mengerti akan kamu.

Hei.., kamu. Engkau diciptakan di dunia ini memang untuk dimuliakan. Aku pun ingin memuliakan mu. Tapi bagaimana bisa bila aku tak kunjung bisa memahamimu. Terlalu egoiskah diri ini? Atau terlalu arogan kah? Bicaralah padaku! Agar aku tau diri ini di mata mu. Atau kah akan terus merasa serba salah dan merasa bodoh?

Oooh..., atau caraku yang selalu salah? iya kah? Lantas bagaimana yang benar? Ajarkan lah pada ku, agar aku tau. Agar aku lekas paham akan diri mu.

hei wanitaku.., kemarilah
sambutlah tangan ku ini
sambutlah pelukan ku ini
sambutlah rasa ini

hei wanitaku..,
pria mu ini terlalu bodoh
tapi ketahuilah bahwa cinta ini tidak bodoh
cinta ini ada dan murni adanya

hei wanitaku..,
lari lah bila kau ingin
tapi sadarilah
cinta ini murni adanya

hei wanitaku..,
inilah aku
aku bukan dia
dia bukan lah aku

aku lah pujangga tolol

Kamu yang disana, waktu panjang mu bisa membuat mu berfikir untuk memilih. Aku tetap ada disini ditempat yang sama. Dimana aku bisa melihat mentari pagi yang indah. Dimana aku bisa menikmati senja yang anggun. Dimana rasa itu pun tetap sama. Sekuntum mawar tak lagi arti. Namun cerita ini punya arti dalam hidup ini. Engkau tetaplah sunrise yang indah. Engkau tetaplah senja yang anggun. ajpradana

Siang kan berganti malam, ada kalanya hujan ada pula panas terik. Kebahagiaan dan kesedihan, serta kasih sayang dan kebencian. Seolah itu semua sudah saling beriringan di semesta ini. Mungkin itulah takdir yang sudah semestinya terjadi. Bagaimana tidak, apakah kita bisa membayangkan kalau seandainya manusia itu mengatur nafasnya sendiri, mengatur detak jantungnya sendiri, mengatur aliran darahnya sendiri, dll. Dibayangkan saja susah apalagi menjalani itu semua. Begitu bersyukurnya kita bisa menikmati ini semua yang ada di tubuh kita yang sudah tersetting secara otomatis. Kata ini lah yang perlu di ingat 'maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan'?

Ada yang tau kata-kata yang berbunyi 'yesterday is a memory, today is a gift, tomorrow is mystery'? Mungkin itu adalah penggambaran bahwasanya kita harus mensyukuri apapun yang terjadi dengan kita. Tetapi bagi saya segala sesuatu itu tinggal bagaimana usaha kita, setelah itu tinggal bagaimana Tuhan membayar jerih payah dan usaha kita. Segala sesuatu itu sudah ada dalam catatan sang Pencita. Apapun yang terjadi dengan kita itu tidak lepas dari rencanaNya. Ketika daun yang akan jatuh dari tangkainya pun, Tuhan sudah menentukan pada hari, jam, menit, dan detik keberapa ia akan jatuh, dan Tuhan juga sudah menentukan pula ia dalam kondisi seperti apa ia berada diatas tanah, pada kemiringan sudut keberapa, seberapa jauh dengan pohonnya. Begitulah Tuhan menentukan sesuatu sampai sedetil itu.

Itu baru satu kisah tentang selembar daun. Bagaiman dengan manusia? Sudah menjadi kepastian bahwa Tuhan itu akan merancang dan memberikan yang terbaik bagi makhluk yang paling mulia dimuka bumi ini. ajpradana

Ini bukan tentang besuk mentari masih terbit dari timur atau sudah salah arah. Ini juga bukan tentang rasa gula yang masih manis atau sudah berubah menjadi asin. Juga bukan baik buruknya sesuatu dan apa pun itu. Terkadang masih banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang sering berkecamuk di benak ini.

Pertanyaan yang mungkin orang akan males untuk mencari jawabannya. Atau bahkan aku dianggap tidak waras lagi. Atau mungkin aku memang sudah tidak waras. Bukan kah hanya orang yang tidak waras lah, yang menganggap dirinya tidak waras. Bener ga??? Berarti aku memang tidak waras ya??? Mungkin..

Ini lah kehidupan. Mau tidak mau harus tetap berjalan. Mau gula itu berubah jadi asin, atau pun darah ini tak lagi merah warnanya. Ya ini lah hidup. Berapa ya jumlah helai rambut ku ini??? Dan butuh berapa hari ia akan tumbuh??? Berapa menit ia bisa jadi panjang??? Terus berapa detik ia berubah menjadi uban???

Lantas apa hubungan nya dengan kehidupan??? Aku sendiri juga tak tau ada hubungan apa pertanyaan itu dengan kehidupan ini. Hubungan saudara kali ya…,  Namanya juga orang tidak waras, jadi ya bebas mau nulis dan bahas apa. Mmmm…

Mau ada hubungan nya atau tidak, segalanya terkadang harus dihubung-hubungkan agar seolah terhubung. Dan terhubung itu ya yang bisa nyambung. Lantas nyambung itu ya bingung.
Sebenarnya intinya kalau kita semakin banyak bertanya ‘kenapa?’, maka akan semakin banyak pula hal yang harus kita cari jawabannya. Kenapa harus gagal? Kenapa harus susah? Dan kenapa, kenapa yang lainnya.

Yakinlah bahwa semua yang ada dalam diri ini itu berpotensi dan bisa. Tinggal bagaimana kita mengolah potensi itu untuk menjadi sesuatu yang tidak biasa. ajpradana

Sendiri dalam sunyi
yang ku lihat hanya dinding
dan langit-langit ruang pembaringanku
sesekali cahaya mentari menyusup dari celah jendela
disinilah ku terbaring

Kenapa waktu seolah lambat berjalan?
ku ingin mendengar suaramu
melihat senyum mu
tenang dalam dekapan mu.

Masih sama kah rasa itu?
Masih terjaga kah keindahan itu? ajpradana