Dunia Semu

Diri ini bukanlah kesucian yang beharap kesempurnaan. Dan juga tak lebih dari tumpukan sebuah keburukan yang mengharap kebaikan. Bukan pula sebongkah karang yang kokoh, hanyalah anai yang terbawa deru angin nafsu dunia. ajpradana



Andaikan mata itu bisa berbicara, maka ia akan mengatakan semuanya. Namun semua telah menjadi rahasia. Rahasia yang entah kapan terungkap. Rahasia yang terus tertutup oleh rasa yang sudah bersanding bersamamu. Engkau kini hadir di pelupuk mataku, nyata bukan lagi ilusi. Matamu kini terus menjadi imajinasi terindah. Imajinasi nyata ku yang telah lama menghilang bersama kenangan-kenangan masa lampau, kini datang begitu nyata bersama tatapan mata mu. Hingga kini engkau berusaha terus menghadirkannya.

Rasa.., yah itu lah rasa. Bisa datang kapan saja tanpa harus di minta. Ia pun bisa pergi begitu saja, tanpa mau tau seperti apa yang ia tinggalkan. Kini rasa itu hadir bersama mentari yang berselimutkan kabut pagi. Rasa yang telah bangun dari tidur panjangnya selama ini. 

Entah rasa ini kan berujung seperti apa. Ia akan tetap menjadi rasa yang hanya bisa ku deskripsikan dengan imajinasiku sendiri. Baik buruknya rasa ini kan buat ia terasa indah dan sempurna. ajpradana

Banyak manusia di dunia ini memberi arti ‘cinta’ dengan jutaan arti yang menurut mereka itu lah cinta. Tapi menurutku bukan seperti itu, melainkan ‘Cinta itu ada, bukan karena ia ada definisinya’. Kalau ia ada berdasarkan akan definisi, tidak akan ada yang sama. Karena setiap orang akan punya definisi yang berdasarkan dengan apa yang mereka rasakan. 


Begitu juga hal nya tentang mencintai, aku percaya bahwa mencintai itu bukan karena ia tampan ataupun cantik, kaya atau miskin, bukan pula tentang kesempurnaan dan apa pun itu. Melainkan apa yang menjadi rasa ku dan rasa mu itu bisa membuat semua tampak dan terasa sempurna. Hingga terjaga dalam mahligai cinta, dan terabadikan sampai mati.

Tak akan ada bila kita mencari cinta yang sempurna, melainkan bagaimana menjadikan
satu makhluk Tuhan yang bernama cinta itu terasa sempurna, dengan kita menikmati dan mensyukurinya. 

Aku percaya bahwa tak ada satu pun manusia di dunia ini yang mampu merumuskan dan menggambarkan makhluk Tuhan yang bernama cinta, dalam bentuk apapun yang bisa ditangkap oleh akal manusia. Begitu sempurnanya Tuhan menciptakan segala sesuatu. ajpradana

Setelah sekian lama nya diri ini tak berani untuk menulis tentang apa yang ingin di tulis. Mungkin ini saat nya untuk memberanikan diri untuk menulis. ^.^ Entah kenapa setiap ingin menulis, rasa nya takut. Mungkin harus PeDe kali ya. Entah enak di baca atau enggak yang penting nulis. #sambil garuk-garuk tembok...

 Walaupun kesannya menulis itu gampang. Tapi menulis yang enak di baca itu juga tidak mudah. Jadi inget pada saat masih dibangku sekolah dasar, mata pelajaran bahasa Indonesia  yang disuruh mengarang. Mungkin dasarnya gak bisa nulis kali ya, ceritanya hanya diulang-ulang. Pada saat itu aku hanya cerita aktifitasku pada saat liburan, yang isi ceritanya didominasi kata 'setelah itu lalu saya'.

Menurutku menulis itu bagian dari menggambarkan dari imajinasi kita. Bener gak? Kalau gak bener berarti ya salah. #muka_jutek Pernah pada suatu ketika ada salah satu teman bilang bahwa hidup itu tak seindah kata-katamu. Mak jleb banget gak tuh... huuuuuh.... :( Tapi ku mencoba menjelaskan dengan keindahan bahasa ku. Jiaaaah 'keindahan bahasa' emang lu kate ape? Mungkin lebih tepatnya menjelaskan dengan baik-baik. Bahwasanya kata-kata itu adalah bagian dari keindahan yang tersurat. Janganlah selalu mendiskreditkan sesuatu itu hanya pada satu sisi sudut pandang saja. Tapi kita juga harus mencoba pada posisi orang yang kita ajak bicara. Memahami diri sendiri saja kadang susah, apa lagi mencoba memahami orang lain. Bener gak??

Berhubung ada blogger yang bisa buat nulis tentang apa ja. So, mari kita menulisss....! Sambil teriak-teriak bawa bendera merah putih. Merdeka!!! Hahaha....

haruskah ku mengeja kata untuk ku ucapkan
padahal ku telah membisu
mata pun tak mampu memandang
hanya detak jantung ku yang tersisa. ajpradana

rasa ku tak lagi ingin ambigu
rasa ku yang ingin menembus imajinasi keindahan mu
rasa ku ingin melekat direlung mu. ajpradana

di saat rasa sakit terobati dengan imajinasi masa lampau
tetapi tetaplah terpenjarakan oleh sebuah keputusan
yang tak pernah ku temukan dalam logika. ajpradana

apa yang kurasa adalah goresan tinta yang mulai memudar dan kusam
tanpa harus ku meminta
masa lalu telah menjelama menjadi prasasti
di depan sudah menjadi titah sang agung. ajpradana

aku sedang sembunyi dibalik beragam rasa yang tumbuh liar di dalam keraguan. ajpradana

rasa yang sudah meradang
menggumpal selayaknya awan
kini telah terbang menjelama menjadi angin. ajpradana

di saat siang terus mencubit kulitmu
tetap saja kau bersajak syahdu
aku duduk diatas anyaman bambu
memandang terpaku rindu. ajpradana

menjadi indah dikala merenung dan berimajinasi
terselip rasa ingin tau karna kau tetap menunggu
keindahan di ujung sebrang hanya cukup ku pandangi. ajpradana

cukup menjadi rahasia rasa
rahasia jiwa
keindahan diujung sebrang hanya bisa ku pandangi
maafkan jika itu salah
kesalahan yang terlajur
penyesalan pula lah yang menjadi sahabat
sungguh menyesal
dimensi telah memberiku batas untuk tau dirimu
wahai engkau wanitaku
hanya bisa ku sebut nama mu. ajpradana

diri ini bukanlah kesucian yang beharap kesempurnaan.
dan juga tak lebih dari tumpukan sebuah keburukan yang mengharap kebaikan.
bukan pula sebongkah karang yang kokoh,
hanyalah anai yang terbawa deru angin nafsu dunia. ajpradana

telah terlahir pengecut jiwa ini.
tertahan peri dikala kecewa menghujam dada.
keteguhanku tercabik-cabik karna lara. ajpradana

kegelisahan telah berujung kepastian
yang telah retak kini hancur berkeping-keping
badai terus menderu dan tak mampu ku bendung lagi
kerinduan hanya sebatas imajinasi
harapan telah pergi dan enggan kembali. ajpradana

jangan biarkan kertas itu kosong ajpradana...!
tulislah sesuka hatimu
karena semua orang tak ada yang tau apa yang kamu rasa
biarkanlah pena itu terus menari diatas kertas itu 
rasa terus akan menjadi rahasiamu sendiri.
duniamu adalah teka-teki 
yang harus kamu temukan jawabannya 
dan juga terus menjadi misterimu sendiri
sampai akhir hayatmu tetaplah menjadi seorang ajpradana yang seperti itu
karena apa yang menjadi kepercayaanmu itu nyata dan ada. ajpradana

apa yang sudah terjadi biarlah terjadi
aku akan tetap berdiri menatap langit biru
ku tegakkan langkah ku demi menggapai mimpi
ku lantangkan suaraku, agar kau dengar laraku
ku rendahkan hati ku karena ku mengagumi mu
biarlah aku termanjakan oleh imajinasiku sendiri. ajprada

kemana ku harus bertanya
rumput pun sudah terlelap dengan mimpinya
hujan pula tak turun lagi. kenapa?
sudah bosan dengan pertanyaanku. iya...
lari lah! kemana?
katakan lah! pada siapa?

disana meraka tau. mungkin?
apa aku yang tak mau tau
rasa itu tlah membusuk dan bau
tak lagi menjadi malu
karna ini adalah rindu. mungkin?

malam ini telah berbisik
pada ketidakpastian yang mengusik. ajpradana

ku melihat, ku merenung apa
karena aku tak mengerti engkau siapa
rasa datang bergitu saja
kepastian datang pada siapa

menunggu ataukah mencari
serpihan yang jatuh dalam tumpukan jerami
aku bingung tak mengerti
semua telah menjadi arti yang tak ku mengerti

aku bukan rumput yang bersemi
bukan pula pencuri
apalagi pembawa duka dalam hati
aku hanyalah insan yang berhati. ajpradana

akan ku coba untuk memahami
tapi malam ini cukup untuk di pahami
cukup pula untuk berhenti
tak perlu kaun disana untuk pergi

itu lah sepenggal kata yang ku tinggalkan
karna tak ada lagi yang ku tuliskan
melainkan hanya rahasia yang terpenjarakan

inilah manusia yang cukup kau tau. ajpradana

dalam lima yang pernah ku jalani
seandainya dua puluh dua lagi ku miliki
namun hanyalah mimpi
tapi itulah yang pernah ku miliki

dalam lima lagi jika kau menanti
namun sudah kau pilih jalan ini
satu hari sudah kau lalui
bersama indahnya sang peri

dalam lima kau pernah ada
dalam lima pernah kau mencinta
dalam lima tak pernah ingin kau pergi
dalam lima pula kau akhiri

berakhir pada satu
dan berawal pada satu
cerita diantara sang waktu
ya itu lah kamu

tetap pada lima ku simpan ini. ajpradana

bertanya pada siapa kah aku?
engkau telah terdiam
sudah tertutupkah mata itu?
lagi-lagi tak tau harus tanya pada siapa lagi
kepalaku tertunduk malu

lantas malu karena apa aku ini?
bertanya lagi, iya hanya itu
bukan malu tapi memahami
salahkah aku?
jika aku ingin memiliki
ulurkanlah tanganmu
sambutlah tanganku ini

percayalah aku bukan pencuri!
aku hanya berusaha memahami. ajpradana

darah ini serasa terdengar berdesir
butiran air itu menari indah di kelopak mata
karna rasa telah berkecamuk di ujung pintu

lantas bisa apa?
duduklah disamping kiri ku
berujarlah selayaknya merpati
bertingkahlah bersama keanggunan mu
tapi bukan kuasa ku lagi
bukan lagi milik ku
bukan pula mimpi ku

mampu kah?
sepertinya tidak..,
aku bukan sutradara cinta mu
aku..,
hanya sajak yang tertinggal
puisi yang tak tertulis
syair tak bernada

sudah lah..,
ini adalah jalan mu
tapi..,
tersenyum lah pada ku. ajpradana

janganlah kau membisu.
menggerutu karena ragu.
menangis sebab ingin tau.
kenapa kita?
karena sang waktu tak ingin kembali. ajpradana

rasa ku tak ingin lagi ambigu
rasa ku yang ingin menembus imajinasi keindahan mu
rasa ku ingin melekat di relung mu. ajpradana

aku bukan pembual yang hanya bisa berkata dan bernada saja.
ku singsingkan lengan bajuku untuk mewujudkan citaku.
ku ikat kencang tali sepatuku untuk mengejar masa depanku. 
tiada yang sia-sia jika ku bulatkan tekatku. 
ku mantabkan niatku. 
doa menjadi pelindung jalanku kata semangat menjadi cambuk pendobrak rasa malasku.
karena semua manusia punya kesempatan menjadi sukses dan berhasil. ajpradana

ku tangkap imajinasi dari kontempelasi
yang telah menyiratkan keindahan tapi jauh
di dalam relung jiwa yang layu.
siramlah aku dengan keharmonisan nada
sampai ku tumbuh menjadi benih rasa
yang akan berbuah harapan nyata. ajpradana

aku tak mengerti rasa itu
yang kian menjadi dan tak mau tau
terdengar jelas suara mu
namun aku ingin tuli dan tak tau

salahkah jika ini menjadi
prasasti dalam relung hati
abadi hingga raga mati
tak ingin di batasi oleh dimensi

indahmu bukanlah ilusi atau fana
nyata hingga lara tak kentara
aku lari dan mengembara
dalam imajinasi rasa

aku bukalah pujangga
yang pandai berkata dan bernada
menuang cinta dalam cawan rasa
aku hanya insan pemuja rasa. ajpradana