Dunia Semu

Diri ini bukanlah kesucian yang beharap kesempurnaan. Dan juga tak lebih dari tumpukan sebuah keburukan yang mengharap kebaikan. Bukan pula sebongkah karang yang kokoh, hanyalah anai yang terbawa deru angin nafsu dunia. ajpradana

Ayah..

engkau seakan tak pernah lelah
mengumpulkan harap demi harap
agar aku anakmu bisa hidup layak

engkau adalah tiang yang teramat kokoh
sampai engkau tak pedulikan
putih warna rambutmu
demi memberi warna kehidupan
yang teramat indah untuk anak dan istrimu

Ayah..
janganlah murka
karena murkamu seolah pedang
pedang yang akan menebas kedurhakaanku
hingga ku tak mampu menengadahkan wajahku padamu

Ayah..
suaramu adalah titah bagi jalan lurusku
engkau adalah ilham dalam hidupku
jasamu tiada terbalas
tiada terbeli dan tiada akhir

Ayah..
maafkan aku anakmu
yang hanya menjadi ladang kesusahan bagi mu
maafkan anakmu yang tak sanggup menebus
tetesan keringatmu
yang terus kau teteskan untuk aku anakmu
anak mu yang tak mampu menaburkan keindahan dihatimu

hanya kata-kata yang tak berharga
yang mampu ku ucapkan. ajpradana

tak mampu ku bendung air mataku
disaat ku jauh tanpamu
diri ini bagai genderang tak bertabuh
hanya sunyi...
sepi...
ku hanya mampu terbuai
dalam angan dan mimpiku
serta kesirnaan dalam harapan
yang kubawa setinggi nirwana
rasa telah mampu membawaku
tenggelam dalam hatimu,
yang tak kan mampu
ku tebus dengan harapan. ajpradana

haruskah ku buta dan tuli
sehingga ku tak dapat melihat dan mendengarmu lagi
karena ku tak mampu,,,
jika harus merindu akan tatapan wajahmu

tersungkur sudah,,,
tubuh tanpa rasa dan asa
ku hanya mampu terdiam dalam sudut yang sunyi
tak terasa butiran kristal-kristal telah menari di pipiku

merasa... tapi tak tahu
bermimpi... tapi semu
berharap, tapi tak mampu

kegelisahan telah menjadi karib
dan rasa tak ingin lagi menahu
ku ingin bicara
tapi kau membuatku bisu
ku ingin memeluk
tapi kau membuatku lumpuh

itu lah berarti aku,,,
raga yang tak mampu. ajpradana


semua telah menjadi basah
karena terguyur air mata yang tumpah
luka dan kesedihan telah menjadi teman
benarkah akan berujung indah?
semua telah menjadi bisu dan tuli
terlebih buta!
kemana ku harus meneruskan ini
ke hutan? ataukah ke pantai?
tapi ku hanya mampu terdiam
dalam ruang yang hampa
inilah ketidaktahuan hati akan rasa. ajpradana

Ibu...

engkau bak surya
yang terpancar dalam kegelapan
kata-katamu laksana embun dipadang gersang

engkau seakan periyang yang telah menenangkanku
tatkala resah ini kian mendesah
dan menggalaukan jiwaku

Ibu..
hanya engkau yang mampu menyembuhkan luka ku
dikala hati tercabik-cabik
akan ketidaktahuan hati akan rasa

kelembutanmu telah menghancur leburkan
segala kedurhakaanku
serta meluluhkan segala keangkuhan diri ini
dan engkau biarkan hanyut
bersama tetes tetes air yang menari di pipimu

doa mu seakan tak pernah putus dalam sujudmu
semua demi seoarang pelitamu

maafkan aku ibu..
ku tak mampu menebus tetesan air matamu
yang terus menetes untukku anakmu
anak yang telah mampu menaburkan keindahan di hatimu. ajpradana